A.Teori Pembentukan Bumi
![]() |
pembetukan bumi menurut para ahli |
Kehidupan di bumi
bermula antara 3,5 dan 4,0 milyar tahun silam. Bumi terbentuk sekitar 4,5
milyar tahun silam, dan kemungkinan kehidupan baru dimulai beberapa ratus juta
tahun kemudian. Para ilmuwan telah menemukan isotop karbon yang menunjukkan
adanya aktivitas metabolisme organisme dalam batuan yang berumur 3,8 milyar
tahun di Greenland. (Campbell, 2000). Alam semesta telah terbentuk melalui
ledakan titik tunggal bervolume nol. Ledakan raksasa yang menandai permulaan
alam semesta ini dinamakan ‘Big Bang‘, dan teorinya dikenal dengan nama
tersebut. Perlu dikemukakan bahwa ‘volume nol‘ merupakan pernyataan teoritis
yang digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu pengetahuan dapat
mendefinisikan konsep ‘ketiadaan‘, yang berada di luar batas pemahaman manusia,
hanya dengan menyatakannya sebagai ‘titik bervolume nol‘. Sebenarnya, ‘sebuah
titik tak bervolume‘ berarti ‘ketiadaan‘. Demikianlah alam semesta muncul
menjadi ada dari ketiadaan.
Big bang diperkirakan sudah terjadi sejak dua
puluh miliar tahun yang lalu. Sekitar lima belas miliar tahun kemudian, awan
debu antar bintang dan gas bersatu dan berkondensasi karena tertarik gravitasi
dari bola gas raksasa yang kita sebut matahari, dikelilingi oleh benda-benda
berbentuk bola dengan komposisi bervariasi, disebut planet. Sebagian besar alam
semesta terdiri dari gas-gas hidrogen dan helium bermolekul ringan, yang
merupakan bahan dasar bintang. Jika elemen-elemen tersebut bersatu, jumlahnya
hanya 0,1 persen dari jumlah dan bentuk planet.
Sejarah Teori Evolusi
Teori konveksi
Penemu:
Arthus holmes dan Harry H Hess
Teori:
Bahwa tejadi aliran konveksi kearah vertical di dalam lapisan atmosfer yang agak kental.
Aliran tersebut berpengaruh sampai ke kerak bumi yang ada di atasnya. Aliran konveksi
yang merambat ke dalam kerak bumi menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak.
Gerak aliran dari dalam mengakibatkan permukaan bumi menjadi tidak rata.
Konveksi berhubungan dengan panas.
Kerak bumi adalah permukaan bumi
Menjadi gunung dan jika alirannya masih berjalan dikenal sebagai gunung Merapi.
Bukti:
Adanya tunggul samudera (mid ocenic ridge) seperti mid atlantic ridge dan mid pacific ridge
Di puncak mid oceanic ridge tersebut lava mengalir terus dari dalam kemudian tersebar ke
kedua sisinya dan membeku membentuk kerak bumi baru.
Mid oceanic ridge jalur pengunungan di tengah-tengah, kaya akan keanekaragaman hayati
Kaya akan sumber daya alam minyak bumi gas
Dampak:
Munculnya pegunungan-pegunungan
Terbentuknya kerak-kerak bumi seperti mid oceanic ridge
Teori Laurasia dan Gondwana
Penemu:
Edward Zuess, 1884
Teori:
Pada awalnya bumi terdiri atas dua benua yaitu Laurasia dan Gondwana. Kedua benua
tersebut dipisahkan oleh laut sempit yaitu samudera Tethis. Setelah beberapa tahun
kemudian kedua benua mengalami retak-retak dan pecah membentuk 7 benua seperti
sekarang.
Bukti:
Jika 7 benua digabungkan akan membentuk benua Laurasia dan Gondawa namun belum
diketahui penyebab terpecahnya benua-benua tersebut
Perbukaan bumi terus bergerak
Dampak:
Bumi memiliki beberapa benua dengan banyak negara yang menciptakan budaya yang
berbeda-beda
Permukaan bumi selalu berubah
Teori lempeng tektonik
Penemu:
Tozo Wilson
Teori:
Kulit bumi atau litosfer terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada do atas lapisan
atmosfer. Lapisan atmosfer yang terdapat arus konveksi menyebabkan litosfer di atasnya
mengalami pergerakan.
3 kelompong lempeng konvergensi, divergen, sesar mendatar
Konvergensi: saling bertubrukan antar lempeng tektonik menghasilkan palung laut,
vulkanisme, instruksi dan ekstrusi
Divergen: saling menjauh antar lempeng tektonik menghasilkan gempa dll
1. Plato (428-348 sebelum masehi)
Ia membayangkan seorang pencipta yang
menciptakan dunia dari kehancuran dan kemudian menciptakan dewa-dewa yang lalu
membuat manusia laki-laki. Wanita dan hewan timbul dari reinkarnasi jiwa
laki-laki. Makin cacad jiwa itu makin rendah reinkarnasinya.
2. Aristoteles (384-322 sebelum masehi)
Adalah seorang pengamat alam yang teliti dan melihat banyak
bukti mengenai desain dan tujuan. Dia mengatur semua organisme di dalam suatu
”skala alam” yang meliputi dari yang sederhana sampai yang kompleks. Organisme
yang ada dianggap tidak sempurna tetapi bergerak kearah keadaan yang lebih
baik. Hal ini kadang-kadang diartikan sebagai pemikiran evolusi, tetapi
Aristoteles sangat samar-samar mengenai sifat gerakan tersebut. Mungkin gerakan
itu merupakan pendekatan yang makin cocok dengan idealis penciptaan tiap
spesies tertentu, yang pasti Aristoteles tidak merinci suatu pemikiran mengenai
transmutasi spesies.
3. Anaximander (600-546 sebelum masehi)
Anaximander dapat dipandang sebagai pelopor
dari ajaran desendensi (ajaran penurunan) oleh karena ia mengajarkan bahwa
kosmos itu mungkin terbebtuk dari kekacauan (chaos), kehidupan itu timbul dari
zat mati, sedangkan makluk yang tinggi tingkatannya timbul dari makluk yang
rendah tingkatannya. Akan tetapi teori ini sama sekali tidak mempunyai pengaruh
apa-apa terhadap alam pemikiran para sarjana di zaman itu dan di zaman
berikutnya. Baru setelah teori-teori evolusi ini berkembang dengan pesat, maka
dalam tulisan-tulisan sarjana itu dapat menemukan kembali petunjuk-petunjuk
tentang adanya pendapat-pendapat semacam itu.
Komentar
Posting Komentar